Topsumutpress.com – Kegiatan study tour merupakan salah satu agenda pembelajaran diluar sekolah.
Bahkan kegiatan ini dianjurkan dilaksanakan oleh setiap sekolah dengan catatan melihat kondisi murid atau siswa di setiap satuan pendidikan.
Dalam hal kegiatan ini bertujuan menambah wawasan serta ilmu pengetahuan setiap anak didik seperti lebih memahami nilai – nilai suatu tempat bersejarah yang belum pernah dikenal atau diketahui oleh setiap siswa.
Selain itu juga, dalam kegiatan karya wisata ini diharapkan agar setiap siswa lebih giat belajar setelah program study tour selesai dilaksanakan.
Namun ketika hendak melakukan kegiatan tersebut, berbagai masalah bermunculan seperti besarnya biaya yang dibebankan kepada setiap siswa sehingga menimbulkan berbagai keluhan bagi orangtua siswa yang tidak mampu.
Seperti besarnya biaya kutipan study tour yang dibebankan kepada setiap siswa kelas IX di SMP Negeri I dan 2 Cikarang Utara (Cikut) Kabupaten Bekasi.
Akibatnya para orangtua siswa banyak mengeluh dan menuntut pihak sekolah tidak terlalu membebankan biaya study tour yang dianggap terlalu besar atau mahal.
“Anak saya bersekolah di SMP Negeri I Cikut. Pihak sekolah mengutip biaya Rp 1,275 juta/ siswa yang akan mengikuti kegiatan study tour bulan depan. Saya menilai biaya itu terlalu mahal sementara pihak sekolah tidak mau tau dengan kondisi mencari nafkah sekarang sangat susah,” ucap salah seorang ibu rumah tangga yang mengharapkan agar kepala sekolah mau menurunkan biaya study tour tersebut.
Terpisah, keluhan yang sama juga disampaikan wali siswa yang enggan menyebutkan identitasnya.
Menurutnya kepala sekolah SMPN 2 Cikut keterlaluan , membebankan biaya study tour kepada setiap siswa kelas IX sebesar Rp 1,3 juta.
Bahkan beredar kabar dari narasumber yang layak dipercaya, kedua oknum kepala sekolah SMPN 1 dan 2 Cikarang mendapatkan keuntungan Rp 50 ribu dari setiap siswa yang telah melakukan pembayaran study tour.
Menindaklanjuti informasi tersebut wartawan mencoba menemui Kepala sekolah SMPN I Cikut Bandi Subandi SPd diruangannya, namun tidak berada di tempat karena sedang mengikuti rapat di suatu tempat.
Sementara Kepala Sekolah SMPN 2 Cikut, Tatang Edi Putra ketika dikonfirmasi wartawan di ruangannya, Rabu (13/3) siang, justru menantang wartawan agar menuliskan berita itu di media.
“Silahkan anda tulis di media, saya tidak peduli,” ucapnya seraya pergi berlalu meninggalkan ruangannya. (Edy/tsp).
Discussion about this post